Diposting pada Mei 21, 2024

Mengenal Manfaat Diet Ketogenik untuk Epilepsi & Panduannya


Diet ketogenik adalah terapi diet tinggi lemak dan sangat rendah karbohidrat yang telah terbukti efektif dalam mengurangi frekuensi kejang pada penderita epilepsi, baik anak-anak maupun orang dewasa. Diet ini sering direkomendasikan untuk kasus epilepsi yang resistan terhadap obat-obatan.

Manfaat diet ketogenik untuk epilepsi

  • Mengurangi frekuensi kejang: Banyak penelitian menunjukkan bahwa diet ketogenik dapat mengurangi frekuensi kejang secara signifikan, bahkan pada pasien yang tidak merespons pengobatan lain.
  • Meningkatkan fungsi kognitif: Beberapa pasien melaporkan adanya peningkatan pada fungsi kognitif, perilaku, dan kualitas tidur setelah menjalani diet ini.
  • Mekanisme neuroprotektif: Mekanisme pastinya masih diteliti, tetapi diet ini diduga bekerja melalui beberapa cara, yaitu:
    • Regulasi neurotransmitter: Memengaruhi kadar GABA (penghambat saraf) dan glutamat (perangsang saraf), sehingga menstabilkan aktivitas otak.
    • Efek antioksidan: Mengurangi stres oksidatif yang dapat merusak sel-sel otak.
    • Perbaikan metabolisme energi: Ketika tubuh kekurangan karbohidrat, ia beralih menggunakan keton (dari lemak) sebagai sumber energi utama, yang diyakini lebih efisien untuk otak. 

Panduan menjalankan diet ketogenik

Penting: Diet ketogenik untuk epilepsi adalah terapi medis yang harus diawasi oleh dokter spesialis (biasanya ahli saraf atau ahli gizi terlatih). 

1. Makanan yang dianjurkan:

  • Lemak sehat: Alpukat, minyak zaitun, mentega, krim, dan minyak kelapa.
  • Protein: Daging merah, unggas, telur, dan ikan (terutama salmon dan tuna).
  • Sayuran rendah karbohidrat: Sayuran hijau seperti bayam, kangkung, brokoli, dan kembang kol.
  • Keju dan produk susu tinggi lemak.
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian

2. Makanan yang harus dihindari:

  • Makanan tinggi karbohidrat: Nasi, roti, pasta, dan makanan dari tepung-tepungan.
  • Gula: Kue, permen, minuman manis, dan gula tambahan.
  • Buah-buahan tinggi gula: Pisang, mangga, dan beberapa buah beri dalam jumlah besar.
  • Sayuran tinggi pati: Kentang, ubi jalar, dan jagung.
  • Minuman mengandung stimulan: Kopi, teh, dan minuman energi yang mengandung kafein. 

3. Tahap awal dan pemantauan:

  • Masa adaptasi: Pasien mungkin mengalami gejala seperti lesu (keto flu) pada beberapa hari pertama saat tubuh beradaptasi menggunakan lemak sebagai energi. Pastikan asupan cairan tetap terpenuhi.
  • Pemantauan medis: Dokter akan memantau kadar keton dalam darah atau urine, status gizi, dan efek samping lain untuk memastikan diet berjalan aman dan efektif. 

Penting untuk diketahui

Bukan obat mujarab: Diet ketogenik adalah salah satu pilihan terapi, tetapi bukan jaminan penyembuhan. Efektivitasnya bervariasi pada setiap individu.m.

Konsultasi dengan profesional: Jangan pernah memulai diet ketogenik untuk epilepsi tanpa pengawasan medis. Diet ini bukan hanya tentang membatasi karbohidrat, tetapi juga tentang keseimbangan nutrisi yang tepat.

Diet yang disesuaikan: Program diet akan disesuaikan dengan kebutuhan individu, usia, dan jenis epilepsi yang dialami.